December 12, 2013

Historical Bantiknese Stones: Batu Niopo


Batu Niopo adalah sebuah batu datar tegak yang berbentuk mirip pusara. Bukan batu ini tepatnya yang menjadi situs peninggalan sejarah, melainkan lokasi keseluruhannya dimana telah dibangun tembok semen mengelilingi batu menyerupai benteng. Kunci gerbang 'benteng' tersebut dipegang oleh Pak Johan Mongisidi, yang rumahnya terletak di depan lokasi situs Batu Niopo.

Batu Niopo sejatinya merupakan tempat keramat bagi Suku Bantik, karena diyakini di sinilah leluhur mereka bertemu dengan Jopo (baca: "Yopo") Lramo, yakni Sang Pencipta. Sama seperti TUHAN yang turun menemui Imam di Ruang Mahakudus ketika umat-Nya berdoa di Bait Allah, demikian jugalah Jopo Lramo turun ketika leluhur-leluhur Suku Bantik berdoa memohon jawaban dari-Nya.

Pak Johan memperlakukan tempat ini dengan penuh hormat, beliau bahkan melepas alas kaki karena tidak ingin mengotori tempat keramat ini. Ketika saya bertanya mengapa lokasi Batu Niopo tidak dibersihkan dari pepohonan/tanaman liar, beliau menjawab: "Siapa tahu tanaman-tanaman ini merupakan tanaman obat yang diberikan Opo untuk anak-anakNya."

Pak Johan mengantar saya menuju lokasi Batu Niopo
Sebelum memotret, Pak Johan meminta izin terlebih dahulu kepada Jopo Lramo
Ini dia, Batu Niopo!
Batu Niopo dikelilingi 'penjaga-penjaganya' berupa tanaman, pepohonan, dan tembok semen.
Bukan hanya Batu Niopo yang menarik perhatian saya disini, tetapi juga ada sebuah patung berwarna kuning keemasan yang dinaungi sabuah (pondok) dengan tulisan: "Monumen Robert Wolter Mongisidi". Menurut Pak Johan, monumen ini awalnya berada di Sario (sebelum Pom Bensin Sario didirikan) namun akhirnya dipindahkan ke tempat lahirnya yaitu di Malalayang (dulu "Minanga") dimana Suku Bantik menetap. Ya, Pahlawan Nasional RI ini adalah seorang anak suku Bantik. Di Sario kini telah berdiri monumen yang lebih besar yaitu di halaman Museum Kodam TNI Manado, serta di dekat Freshmart Bahu Mall dimana ada patung R.W. Mongisidi bersebelahan dengan patung Pierre Tendean.

Monumen R.W. Mongisidi di belakang rumah Pak Johan
Kisah di balik Batu Niopo? Berikut ini adalah hasil tulisan Pak Johan Mongisidi, seorang 'anak' Bantik asli yang berbaik hati menuliskan Hikayat Batu Niopo untuk para pengunjungnya.

SITUS/TANDA "TAMPA TUTUMPANG NI TOUGAGUDANG PANGATASENG" JOPO LRAMO*-JOPO BAGAI
Berlokasi di Subanua "Minanga" atau dahulu disebut Su Lrikudu Nu Banua Minanga
-Iya Kasie Galre Toumata Nu Dunia
-Iya Paisusui Bo Paimungulru, Nisahidie Nu Tana' Sio Lrapisi, Bo Katanoi-tanoi nu Lrangie Poitu Lrapisi
-Iya Paisusui Bo Paimungulru iya taiya sal'ra

Tempat/tanda ini sudah ada sebelum Kota Manado ada (+- 300-400 SM), sebab Suku/kaum/etnis Bantik telah ada juga sejak dahulu kala.
Spiritual Bantik mengutamakan "Ketaatan"
Sejak awal para leluhur-leluhur kaum etnis suku Bantik di tempat ini diadakan upacara spiritual (agama suku/aliran kepercayaan) dengan maksud dan tujuan bermohon kepada Yang Maha Kuasa, meminta petunjuk, tanda, penjelasan, jujur-bersih-diri-hening-bening.
Tempat/tanda ini dijaga oleh para leluhur-leluhur yang tingkat kesaktiannya luar biasa, tinggi tiada tandingan (Bahasa Bantik: "Kakahamata").

Sebagian karakteristik/profil "Tougagudang-Pangataseng" Jopo Lramo-Jopo Bagai, antara lain:
-Jopo Bua'ntaya....Bo Paiy -> Dari ada menjadi tidak ada, dari tidak ada menjadi ada.
Dari awal dan akhir (Alfa & Omega), kalau yakin maka Dia ada, kalau tidak yakin Dia pun tidak ada.
-Jopo Diming Toumata
-Jopo Diming Saki
-Jopo Maalrusu-Nakakaalrusu, Bo Malrangkasa-Nakakalrangkasatangada (Mahasuci, Mahakuasa).
-Jopo Aya Kabatu Nu Imung Toumata (Dunia)
-Jopo Lramo Pung Nu Maya Jopo Kakahamata Nu Banti', Jopo Kakahamata Mohanei Bo Jopo Kakahamata Babinei
-Jopo hanya sekedip mata mengelilingi cakrawala (Bumi, Bulan, Bintang, dan segala isi galaksi)
-Jopo, Gumelridi Tangada Puyung-puyung Nu Toumata Nu Dunia -> Harus berbuat baik untuk semua orang (Bahasa Bantik: "Paka-paka Pia Su Toumata")

Akhirnya sikap pribadi kita masing-masing. Jopo (Yang Maha Kuasa) sudah berikan buat kita "Imung" (pikiran), mata untuk melihat, Tinggihia, Bo Manimbang Ene Mapia ada Bo Dalrai.
Harus "Taat" kepada "Jopo Lramo" akan melahirkan pekik kemenangan "Bantik Taya Mababata".
"Maguda-gudang Bo Mapia Panameng"
=Hinggilridang, hintanginang, hintalrunang=


*Pelafalan "Lr" diucapkan seperti mengucapkan huruf "R" dengan lidah menempel di langit-langit mulut.

0 testimonial:

Post a Comment